MITOS DEWI LANJAR - PANTAI UTARA PEKALONGAN
Mitos cerita-cerita mistik banyak tersebar di bumi nusantara ini diantaranya di kota Pekalongan, Pantai Utara "Slamaran" tidak kalang melegenda dengan Pantai Laut selatan dengan Nyai roro Kidul.
Sosok dewi lanjar dalam pandangan masyarakat umum di kota Pekalongan diyakini sebagai sosok Ratu Penguasa Pantai utara, yang mana setiap kejadian yang tidak wajar di pantai itu seperti orang hilang, tenggelam dilaut dan sebagainya sering dikaitkan dengan sosok Dewi Lanjar.
Dimasa yang silam Pekalongan terdapat sebuah kadipaten yang merupakan wilayah Kasultanan Mataram. Kadipaten ini dipimpin oleh seorang adipati yang pertama memerintah di Kadipaten Pekalongan. Adipati itu memerintah dengan arif dan bijaksana sehingga sangat dicintai oleh rakyatnya.
Tersebutlah seorang gadis berparas cantik jelita bernama Siti Khatijah, puteri dari Sang Adipati Pekalongan. Karena kecantikannya yang telah tersohor, banyak pemuda yang tertarik untuk meminangnya. Sang Adipati pun bertindak cepat dengan berusaha menjodohkan puteri kesayangannya dengan pangeran pilihan Sang Adipati. Siti Khatijahdipaksa menuruti kehendak Sang Ayah walaupun dia tidak menyukai perjodohannya. Siti Kahdijah sebagai seorang anak yang berbakti berusaha tegar menghadapi perjodohan hingga tibalah saat dimana pesta pernikahan dilangsungkan. Tetapi hati Siti Khatijah tidak bisa dibohongi, ia tidak bisa menerima pilihan Sang Ayah sehingga akhirnya memilih pergi meninggalkan istana. Dalam kebimbangannya Siti Khatijah berjalan menuju utara hingga sampailah dia di sebuah pantai yang sekarang bernama Pantai Slamaran.
Di tepi Pantai Slamaran, Siti Khatijah terus berjalan dengan tetap memakai baju pengantinnya. Tanpa disadari Siti Khatijah, ada seorang nelayan yang melihatnya hingga nelayan tersebut hanya tercengang ketika Siti Khatijah berjalan di atas lautan tanpa tenggelam hingga menuju tengah lautan. Berita menghebohkan inipun sampailah di telinga Sang Adipati. Sang Adipati segera memerintahkan pasukannya untuk mencari puterinya sampai ditemukan. Akan tetapi, pencarian selama tiga hari tiga malam itu tidak membuahkan hasil. Sang Adipati yang terlanjur malu atas kaburnya Siti Khatijah dalam pesta pernikahannya pun memutuskan mengumumkan bahwa Siti Khatijah telah meninggal. Sesuai tradisi Islam, Sang Adipati memerintahkan mengadakan tahlilan untuk mendoakan Siti Khatijah yang telah meninggal. Pada malam ke-7 tahlilan, Siti Khatijah mendatangi istana Kadipaten Pekalongan dan berpesan bahwa dia tidak meninggal tetapi masih hidup di alam gaib.
Siti Khatijah yang mendatangi istana Kadipaten Pekalongan dan berpesan kepada seluruh keluarganya agar rakyat sekitar Kadipaten Pekalongan yang mengalami kesulitan dalam kehidupan untuk dibantunya apabila mau menemuinya. Akan tetapi, Siti Khadijah melarang rakyat Kadipaten Pekalongan untuk meminta kepadanya dengan alasan rakyatnya telah menikmati segala nikmat duniawi dengan melimpahnya hasil bumi masyarakatnya. Mendengar kabar bangkitnya Siti Khadijah dengan kesaktian yang dapat mengabulkan keinginan seseorang, rakyat Pekalongan banyak yang mempercayai bahwa sosok Siti Khadijah merupakan makhluk gaib yang sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan Dewi Lanjar. Rakyat Pekalongan menyebut Siti Khadijah dengan sebutan Dewi Lanjar karena dalam bahasa Pekalongan Lanjar berarti seorang gadis yang menikah tetapi belum sempat berhubungan badan dengan suaminya.
Pesugiah Dewi Lanjar Penguasa pantai utara
ternyata lengedanya tentang pesugihan pantai utara lebih kental ketimbang sejarahnya, ini terbukti banyak cerita yang tidak sejalan dengan nalar.
Kami sering kedatangan tamu dari luar kota bahkan luar jawa.
belum lama Saya Kedatangan tamu dari Kota Jakarta dan Lampung, berbeda kota yang memiliki tujuan yang sama yaitu meminta Pesugihan Penguasa Pantai Utara ini. Sebelumnya dia bercerita tentang usahanya dibidang Kontraktor yang mengalami kebangkrutan yang menanggung hutang ratusan juta di bank, pikiran yang kalut sering kali membuat orang nekad dan mau melakukan apapun hingga mengorbankan keluarga bahkan dirinya sendiri, seolah tak ada resiko yang lebih besar bagi dirinya ketimbang harus menanggung malu karena aset yang disita dan penjara. sungguh ironis bagi saya, akan tetapi saya mencoba memahami dari satu persatu cerita yang disampaikan yang pada intinya masalah mereka sangat berat bagi mereka untuk bisa mencari jalan keluarnya. Naudzubillah mindzalik.
Berkat Rahmat dan kuasa Sang Maha Pencipta, saya mencoba mencari jalan keluar dari setiap permasalahan orang-orang ini tanpa harus bentindak lebih jauh lagi.
Saya Berkeyakinan tak ada masalah tanpa jalan keluar, Seperti Malam yang gelap Tuhan pun menghadirkan bintang sebagai pelita dan bulan sebagai penerang, Malam pun pasti dan pasti akan berganti siang yang terang. maka janganlah pernah berputus asa dalam menghadapi setiap masalah yang ada. InsayaAllah Tuhan Yang Maha Pemberi, Pemurah dan Penyayang Pasti adanya.
Dengan Sedikit ritual saya katakan kepada mereka bahwa Sang Dewi Lanjar tidak berkenan memberikan pesugihan dengan tumbal apapun, karena memang hal itu tidak biasa dilakukan.
Alhamdulillah dengan pencerahan yang kami berikan, penjernihan pikiran dan bathin, dan ritual Memohon Kepada Sang Maha Kuasa, kami diberikan rahmatnya petunjuk untuk memulai kehidupan yang baru dan jalan keluar dari permasalah yang dihadapi.
selang + 1 tahun, kami mendapat kabar baik, orang ini telah memulai bisnis yang baru dan berangsur dapat melunasi semua hutang-hutangnya tidak lebih dari satu tahun, al-hamdulillah Puji Syukur Kami Panjatkan karena semua yang terjadi hanyalah berkat Kasih Sayang Sang Maha Pencipta.
Pusaka-Pusaka Hanya Sebagai sarana
Pusaka merupakan warisan budaya bangsa ini, Sebagai seni tinggi seperti tosanaji sering dikaitkan sebagai wadah para perewangan, jin dan sejenisnya. Sesungguhnya Pusaka Tosan aji, Wesi aji ataupun yang lainnya bagi kami yang telah mendalaminya, berfungsi sebagai piandel, gaman atau ageman atau pegangan yang dimana dalam sebuah pusaka itu memiliki filosofi hidup sesuai dengan bentuk yang disebut dhapur dan doa yang tertuang dari sang pembuat pusaka yang dipanjatkan melalui ritual khusus dengan tulus.
dimana Energi yang muncul dari pusaka merupakan berkah yang berasal dari Sang Maha Kuasa sendiri sebagai wujud sebuah do'a yang terpanjatkan,
Angsar Pusaka atau nuansa mistik dari sebuah pusaka, tosan aji, wesi aji, azimat dan sejenisnya ini dapat mensugesti atau mempengaruhi sang pemilik sesuai dengan keyakinan tentang pusaka tersebuat.
Semisal ketika sang empu membuat sebilah pusaka keris Lurus ber pamor Wosh wutah berdapur brojol bisa di maknakan sang empu berpesan bahwa dhaur lurus menceperminkan sikap yang tegas, nilai spiritual jalan yang harus ditempuh brojol bermakna kelahiran, atau kelurnya sang bayi yaitu keluarnya berkah, amanah, kehidupan baru dan seterusnya pamor wosh wutah atau beras wutah yang melambangkan kemakmuran pangan yang melimpah, dari sini sudah bisa di baca maksud sang empu dalam pembuatan pusakany yaitu do'a yang tertuang didalamnya sebagai pusaka kemakmuran, kerejekian dan lurusnya jalan spiritual yang harus ditempuh.
dan masih banyak pemahaman tentang ini yang tidak bisa saya sampaikan dalam satu posting.Sajian Portalmistik.com
Keberadaan benda pusaka baik mustika, wesiaji pusaka, keris pusaka, kujang pusaka, pedang pusaka, wedung, trisula, tombak pusaka, pada dasarnya adalah karunia Sang Maha Pencipta sendiri melalui Sang Empu atau orang-orang yang terpilih dibidangnya dari do'a yang tulus yang terpanjat kepada-Nya.
Oleh karenanya kita dalam merawatnya tidak diperbolehkan untuk menyombongkan diri atau menggantungkan diri pada pusaka-pusaka tersebut. pusaka-pusaka yang ada memiliki filosofi yang luhur sebagai ageman, piandel pusaka yang memberi pelajaran hidup, tentang sejarah dan karya. sedangkan energi yang tertuang merupakan berkah tersendiri melalui do'a- do'a yang terpanjat tuluk kepada Yang Maha Kuasa, yang menguasai segala sesuatu tanpa batas.
Mahar Pusaka kontak kami :
0 komentar :
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.